BERANI UNTUK BERMIMPI
Only who can see the
invisible, can do the impossible! (Hanya mereka yang dapat melihat sesuatu yang
tak nampak, yang mampu melakukan sesuatu yang mustahil) Thomas Craliley
Masih ingat ketika waktu
masih kecil dulu kita ditanya apa cita – cita dan impian kita? Saat itu kita
akan menjawab tanpa ragu, ingin jadi dokter, professor, pilot, guru, pengusaha,
atau cita-cita lainnya. Begitu tinggi cita-cita yang kita canangkan. Semua itu
kita ucapkan seakan tanpa beban. Bahkan dengan bangganya kita ucapkan secara
lantang.
Sebenarnya secara tidak
langsung kita diajari memiliki mimpi besar dan cita-cita tinggi. Tapi sekarang?
Seakan semua berubah 180 derajat. Ajaran-ajaran yang dulu kita dapatkan sirna
begitu saja seakan diterbangkan angin lalu. Dengan perjalanan waktu kita
semakin bertambah dewasa. Tapi dengan bertambahnya usia tidak serta merta
membuat kita semakin berani bermimpi yang lebih tinggi. Justru sebaliknya,
banyak yang kemudian semakin tidak berani bermimpi.
Padahal meraih kesuksesan adalah sebuah pilihan. Merangkai mimpi menuju harapan yang cerah adalah hak setiap orang. Semua insan boleh berharap, berangan - angan menjadi dan melakukan yang terbaik. Semua itu pilihan. Jika memang ingin meraih apa yang pernah kita canangkan sebagai cita-cita, maka yang pertama kali harus kita lakukan adalah memilih jalan kesuksesan tersebut. Pilihan itu akan membentuk sebuah paradigma yang kembali akan membentuk sikap kita, karena paradigma itu akan menanamkan sebuah visi yang akan mengarahkan kita kepada apa yang menjadi pilihan hidup kita.
Semua orang pernah
melakukan kesalahan. Semua orang pernah keluar dari jalur yang telah ia pilih
sebagai jalan hidupnya. Namun cukuplah satu kali kesalahan itu menjadi
pembelajaran yang bermakna, yang justru akan menjadikan kita sebagai manusia
yang “tak akan pernah salah lagi”. Orang cerdas akan menjadikan kesalahan
sebagai referensi sekaligus motivasi agar ia tak pernah jatuh pada lubang yang
sama. Ia juga akan menjadikannya sebuah tantangan. Ia tertantang untuk
membuktikan bahwa ia mampu mengatasi, atau bahkan menaklukkan
kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat. Konsekuensi logisnya, ia akan mampu
menjadi luar biasa justru dari kesalahan itu. Kesalahan adalah guru yang paling
efektif untuk membina seseorang.
Banyak fakta menunjukkan,
terbentuknya seseorang menjadi manusia yang hebat adalah karena ia telah
mengalami “penderitaan” terlebih dahulu. Penderitaan di sini harus dimaknai
dengan lebih luas. Penderitaan di sini lebih menjurus kepada sikap mental yang
gigih dan pekerja keras, selalu bersedia mengalami masalah karena justru dari
sanalah kematangan yang sebenarnya akan didapatkan. Seringkali kita menemukan,
anak yang berasal dari kalangan tidak mampu namun mampu melanjutkan studinya ke
jenjang yang tinggi, akan lebih gigih daripada anak yang berasal dari keluarga
mapan. Hal itu karena keprihatinan yang melandanya telah membentuk mentalnya
menjadi seorang yang pantang menyerah.
Nada sumbang dapat datang
dari mana saja, bahkan dari orang yang sangat dekat dengan kita. Langkah paling
bijak untuk menyikapinya adalah dengan menutup mata terhadap suara-suara
tersebut. Hanya dengarkan suara-suara yang mendorong kita ke arah yang lebih
baik, abaikan sisanya. Orang tak akan pernah lelah untuk mengomentari segala
hal yang kita lakukan. Mereka hanya akan berhenti jika kita telah membuktikan
kalau kita berhasil mencapai apa yang menjadi tujuan kita.
Mimpi adalah kunci untuk
kita menaklukkan dunia. Bermimpi besar bukanlah pantangan, namun justru
kewajiban. Kejarlah mimpi itu. Jadilah pejuang, jangan jadi orang biasa saja.
Jadilah sang pemain kehidupan, jangan mau selalu jadi penonton. Jadilah bukti
itu sendiri, jangan menunggu bukti dari orang lain.
“Beranilah bermimpi,
dan bangunlah untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Jika kesempatan menghampiri, itu
baik. Namun jika tidak, ciptakanlah kesempatan itu.”
*disarikan dari berbagai
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar